Nama : Novita sari
Kelas : C1
NIM : 11140110075
Fakultas : Ilmu komunikasi / Universitas Multimedia Nusantara
Jurusan : Public Relation 2011
Dosen : Ibu Lydia Evelina
Stress dan
Konflik yang Menyebabkan Ketidakmajuan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Salah satu masalah paling
serius dan umum yang menimpa anggota-anggota dalam suatu organisasi adalah
stress dan konflik. Stress dapat menimbulkan pengaruh yang merusak dan
berbahaya bagi jasmani dan rohani seseorang. Stress sendiri sangat mudah
menghampiri seseorang khususnya melalui komunikasi, walaupun tidak semua stress
berasal dari komunikasi.
Sedangkan konflik dalam
organisasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, konflik yang berkepanjangan
antara individu sangat mengganggu aktivitas terutama dalam perusahaan.
Stress dan konflik yang
terjadi dalam suatu organisasi dapat menyebabkan suatu dampak, salah satunya
adalah tidak ada semangat dalam bekerja, seperti hal yang kita ketahui dampak
stress yang paling besar yaitu mengakibatkan tidak adanya semangat dari
individu itu sendiri. Selain itu tidak fokus dalam pekerjaan, seseorang yang
stress pasti tidak akan fokus dalam mengerjakan sesuatu serta pengambilan keputusan
yang tidak maksimal. Konflik sendiri dapat menyebabkan suatu organisasi kurang
adanya kerja sama. Semua hal diatas dapat disimpulkan bahwa konflk dan stress
dapat menyebabkan organisasi tersebut menjadi tidak maju baik dalam hal
perkembangan perusahaan maupun komunikasi itu sendiri.
Ketidakmajuan dalam hal
bergorganisasi sangat rentan terhadap sebuah perusahaan. Maka dari itu stress
dan konflik sangat penting untuk kita hindari.
1.2 Identifikasi
Masalah
a.
Tingkat tinggi rendahnya stress dan
konflik dalam suatu perusahaan
b.
Hubungan stress dan konflik dengan ketidakmajuan
suatu perusahaan
1.3 Rumusan
Masalah
1.
Seberapa banyak jumlah individu yang
mengalami stress dan konflik dalam organisasi
2.
Faktor apa saja yang menyebabkan
konflik dan stress dalam suatu organisasi
3.
Dampak dari stress dan konflik dalam
perusahaan
4.
Apa hubungannya stress dengan
ketidakmajuan perusahaan?
1.4 Tujuan
Penelitan
1. Untuk mengetahui sebarapa banyak
jumlah individu yang pernah mengalami stress dan konflik dalam organisasi
2.
Untuk faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya konflik dan stress
3.
Untuk mengetahui dampak dari stress
dan konflik
4.
Untuk mengetahui hubungan stress dan
konflik terhadap kemajuan suatu perusahaan
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Stress dan konflik
Menurut Robbins (2001:563) stress dapat diartikan
sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai
suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan
atau penghalang.
Richard Bugelski dan Anthony
M Graziano (1980) menyatakan bahwa stres adalah suatu istilah umum yang
digunakan psikolog-psikolog untuk menunjukkan ketegangan seseorang karena tidak
mampu mengatasi tuntutan-tuntutan atau tekanan-tekanan sekelilingnya. Dalam
bahasa sehari-hari, stres adalah suatu kondisi ketegangan yang kemudian
mempengaruhi fisik, mental, perilaku seseorang.
Menurut
Frost dan Wilmot (1978) menyatakan bahwa konflik adalah sebagai suatu
perjuangan yang diekspresikan antara sekurang-kurangnya dua pihak yang saling
bergantung, yang mempersepsikan tujuan-tujuan yang tidak sepadan, imbalan yang
langka, dan gangguan dari pihak lain dalam mencapai tujuan mereka.
2.2 teori
Menurut
teori yang dikembangkan oleh French, Caplain, Van Harrison (1982) mengatakan bahwa stress muncul karena tuntutan dari
lingkungan pekerjaan kadang tidak sesuai
dengan keinginan, tujuan dan kemampuan karyawan. Dari teori ini kita bisa melihat bahwa seseorang mengalami stress
karena adanya tuntutan dari pekerjaan yang tidak sesuai.
Ada 4 konsep dasar dari teori ini :
· Organizational
Stress : stress yang diakibatkan oleh pekerjaan, seperti Iklim perusahaan,
tuntutan dari pimpinan, kepuasan kerja
·
Strain : respon-respon negative
dari individu terhadap suatu ketegangan/ tekanan dipekerjaan
·
Coping : pertahanan
diri melawan stress/penyesuaian untuk adaptasi.
Coping dibagi menjadi 2 yaitu
o
Fisiologis; penyesuaian diri
dengan fisiologis tubuh, seperti ; hormone, tekanan darah2.
o
Perilaku
Fight or Flight Response
·
Social support : dukungan
emosional yang muncul dari hubungan social di lingkungannnya
Gaya
konflik menurut Hall (1969), Blake dan Mouton (1980), Kilmann dan Thomas (1975)
1. Pesaing atau
pejuang gigih. Oran gang menggunakan gaya ini mengejar kepentingan sendiiri
secara agak zalim dan pada umumnya dengan mengorbankan anggota-anggota lain
kelompok. Pejuang gigih memandang kekalahan sebagai tanda kelemahan, status
yang menurun, dan suatu citra-diri yang ambruk. Kemenanganlah satu-satunya
tujuan yang layak, yang merupakan prestasi dan kebahagiaan.
2.
Kolaborator atau
pemecah masalah. Orang yang menggunakan gaya ini berusaha menciptakan situasi
yang memungkinkan tujuan semua kelompok dapat dicapai. Pemecah masalah berusaha
menemukan solusi yang diterima semua pihak. Kemenangan atau kekalahan bukanlah
caranya memandang suatu konflik
3.
Kompromiser atau
pendamai penyiasat. Orang yang menggunakan gaya ini berasumsi bahwa setiap
orang yang terlibat dalam suatu pertentangan mampu menerima kekalahan, dan ia
berusaha membantu menemukan suatu posisi yang dapat dijalankan. Suatu pola
mengalah sering berkembang
4.
Akomodator atau
penolong ramah. Orang yang menggunakan gaya ini kurang tegas dan cukup
kooperatif, mengabaikan kepentingannya sendiri demi kepentingan orang lain. Penolong
yang ramah merasa keselarasan harus ditegakkan dan bahwa kemarahan dan
konfrontasi adalah buruk. Ketika suatu keputusan dicapai, akomodator mungkin
mendukung keputusan tersebut dan berharap kelak bahwa ia telah menyatakan
keberatan
5.
Penghindar atau
penurut impersonal. Orang menggunakan gaya ini cenderung memandang konflik
sebagai tidak produktif dan sedikit menghukum. Maka penghindar menjauhi situasi
yang tidak nyaman dengan menolak untuk terlibat. Hasilnya biasanya suatu reaksi
impersonal terhadap keputusan dan sedikit berkomitmen terhadap tindakan
mendatang
Huse
dan Bowditch (1973) menyarankan lima cara meminimalkan konflik dalam suatu
organisasi :
1.
Pastikan bahwa informasi untuk
mengatasi masalah ditemukan dan diberikan kepada kelompok-kelompok yang
berlainan dapat bertemu secara teratur untuk mengkaji bidang-bidang masalah
untuk membuat rekomendasi bersama
2. Pergilirkam orang-orang d antara
kelompok-kelompok berbeda. Sebagian kelompok terlalu terspesialisasikan untuk
menggunakan metode ini untuk mengurangi konflik, namun beberapa bidang kerja
sesuai untuk mempergilirkan anggota
3.
Buatlah agar kelompok-kelompok
berhubungan dekat satu sama lain. Hadirkan kelompok-kelompok yang menentang
untuk menjelaskan masalah dan izinkan mereka untuk berbagi persepsi
4.
Temukan musu bersama. Sebuah
perusahaan pesaing, pemerintah, atau suatu kelompok lain dapat membuat
kelompok-kelompok yang berkonflik bersatu dan bekerjasama untuk melawan musuh
tersebut. Hal lain dapat mendekatkan hubungan antarkelompok dan mengurangi
konflik
5.
Identifikasi atau kembangkan suatu
perangkat tujuan bersama. Ini merupakan gagasan menemukan suatu tujuan bersama
yang unggul bagi kelompok-kelompok yang bersangkutan.
BAB III
PENYAJIAN DATA
Hasil
wawancara
Saya
mewawancari 3 orang karyawan perusahaan PT Gudang Garam, tbk. dalam organisasi
yang berbeda, saya memberikan 3 pertanyaan mengenai konflik dan stress dalam
organisasi, dan berikut adalah jawabannya
1.
Apakah anda pernah mengalami stress
dan konflik dama suatu organisasi yang sedang anda jalankan ?
Jawab
:
·
Widi Rinaldi (assisten event manager,
34th) stress tidak pernah tetapi jika konflik pernah
·
Dian Anastasia (Marketing support. 25th)
stress dan konflik pernah saya alami
·
Lisa Melati (staff receipsionis, 27th)
keduanya pernah
2.
Faktor apa saja yang dapat
menyebabkan anda stress dan konflik?
Jawab
:
·
(WR) Jika ada sesuatu yang tidak
sesuai dengan plan yang sudah direncanakan sebelumnya, pekerjaan kita terhambat
dikarenakan keterlambatan pekerjaan orang lain, terjadinya “power abuse”
sehingga kita terpaksa untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan
·
(DA) saat pekerjaan loadnya sedang
banyak dan semua perkerjaan bersifat urgent, saat ada pekerjaan yang sudah
dikerjakan namun harus dilakukan refisi dan bersifat urgent sedangkan ada pekerjaan
lain yang juga harus dikerjakan, bila ada rekan kerja yang tidak dapat diajak
bekerja sama kemudian ada perbedaan pendapat sehingga terkadang dapat
menimbulkan konflik
·
(LM) kurang komunikasi yang baik
antara pengurus dan anggota serta kurangnya pengetahuan dari beberapa anggota
mengenai bagaimana caranya berorganisasi
3.
Bagaimana dampak dari stress dan
konflik yang sedang anda alami menyangkut organisasi anda?
·
(WR) Pekerjaan menjadi tidak maksimal
dan kurang power dari organisasi
·
(DA) dampak stress yang berlebihan
dapat menyebabkan pikiran saya menjadi kacau, kondisi tubuh menjadi kurang fit,
tidak mood melakukan aktifitas sehari-hari. Semua itu berakibat menjadi tidak
maksimal dalam mengerjakan pekerjaan yang menyangkut organisasi tersebut
·
(LM) dampaknya adalah saya jadi
kurang berminat lagi dalam mengikuti organisasi tersebut
Dari
hasil jawaban ketiga narasumber di atas dapat disimpulkan bahwa faktor stress
dan konflik berasal dari organizational stress, strain, coping, dan social
support yag secara garis besar stress dalam organisasi disebabkan oleh tekanan
dalam melakukan pekerjaan baik itu atasan ataupun bawahan dalam suatu
organisasi tersebut. Urutan inilah yang
menyebabkan timbulnya reaksi stress.
A B C
PERISTIWA INTEPRETASI KONSEKUENSI NEGATIF
Suatu kejadian nyata suatu evaluasi mental penderitaan jasmani,
Atau dibayangkan atas suatu
peristiwa mental, emosional
(pekerjaan yang numpuk) (deadline yang dekat) (kondisi tidak fit, tidak
ada semangat kerja)
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa hampir semua
orang dalam suatu organisasi mengalami stress dan konflik, stress dan konflik
yang dialami berbeda-beda tetapi secara garis besar dari faktor-faktor stress
yang dialami ialah masalah pekerjaan dan tekanan dari suatu organisasi, seperti
organizational stress dan strain. Dampak dari stress dan konflik adalah
konsekuensi negative, yaitu terdiri dari suatu penderitaan jasmani atau
emosional. Jasmani bisa seperti sakit kepala, sulit tidur, kondisi tidak fit,
dll, sedangkan emosional bisa seperti kejengkelan, kecemasan, dan depresi. Jika
seperti itu semangat untuk melakukan suatu pekerjaan dalam suatu organisasi
akan berkurang, dan pekerjaan yang dihasilkan tidak akan maksimal. Dari hal-hal
inilah yang nantinya akan mengakibatkan suatu perusahaan tidak bisa berkembang
dan tidak maju. Dalam sebuah liputan utama mengenai stress, melaporkan bahwa
stress dan konflik diperkirakan merugikan bisnis dan industry antara 50 hingga
75 milyar dolar amerika pertahun. Dari liputan tersebut sudah pasti bahwa
stress dan konfik sangat berpengaruh besar kepada dunia bisnis yang akan
membuat perusahaan tidak akan maju.
Saran yang tepat adalah
mengikuti beberapa cara untuk menghindari stress dan konflik sehingga stress
dan konflik tidak berkepanjangan dan bisa secara cepat di atasi. Cara untuk
menghindari stress adalah memeriksa kesehatan anda, gerak badan anda sangat
penting untuk mengatasi stress karena akan meningkatkan toleransi tubuh anda
atau daya tahan untuk menghadapi stress, bersikap terbuka, percaya diri, dan
yang paling penting adalah berusaha memaafkan. Karena didalam berorganisasi
stress dan konflik selalu menghampiri dan itu merupakan hal yang umum. karena
itu diharapkan semua anggota mempunyaI caranya masing-masing dalam menghadapi
stress dan konflik agar tidak berkepanjangan dan menimbulkan dampak yang lebih buruk. Konflik dan stress berkurang
demikian juga semangat yang timbul akan besar dan pekerjaan yang dihasilkan
secara maksimall. Jika pekerjaan maksimal, perusahaan bisa berkembang dan maju.
menimbulkan dampak yang lebih
buruk. Konflik dan stress berkurang demikian juga semangat yang timbul akan
besar dan pekerjaan yang dihasilkan secara maksimall. Jika pekerjaan maksimal,
perusahaan bisa berkembang dan maju.