Kamis, 24 Januari 2013

KOMUNIKASI ORGANISASI




Nama : Novita sari
Kelas : C1
NIM  : 11140110075
Fakultas : Ilmu komunikasi / Universitas Multimedia Nusantara
Jurusan : Public Relation 2011
Dosen : Ibu Lydia Evelina




Stress dan Konflik yang Menyebabkan Ketidakmajuan


BAB I 
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah paling serius dan umum yang menimpa anggota-anggota dalam suatu organisasi adalah stress dan konflik. Stress dapat menimbulkan pengaruh yang merusak dan berbahaya bagi jasmani dan rohani seseorang. Stress sendiri sangat mudah menghampiri seseorang khususnya melalui komunikasi, walaupun tidak semua stress berasal dari komunikasi.

Sedangkan konflik dalam organisasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, konflik yang berkepanjangan antara individu sangat mengganggu aktivitas terutama dalam perusahaan.

Stress dan konflik yang terjadi dalam suatu organisasi dapat menyebabkan suatu dampak, salah satunya adalah tidak ada semangat dalam bekerja, seperti hal yang kita ketahui dampak stress yang paling besar yaitu mengakibatkan tidak adanya semangat dari individu itu sendiri. Selain itu tidak fokus dalam pekerjaan, seseorang yang stress pasti tidak akan fokus dalam mengerjakan sesuatu serta pengambilan keputusan yang tidak maksimal. Konflik sendiri dapat menyebabkan suatu organisasi kurang adanya kerja sama. Semua hal diatas dapat disimpulkan bahwa konflk dan stress dapat menyebabkan organisasi tersebut menjadi tidak maju baik dalam hal perkembangan perusahaan maupun komunikasi itu sendiri.

Ketidakmajuan dalam hal bergorganisasi sangat rentan terhadap sebuah perusahaan. Maka dari itu stress dan konflik sangat penting untuk kita hindari.

1.2  Identifikasi Masalah

a.      Tingkat tinggi rendahnya stress dan konflik dalam suatu perusahaan
b.      Hubungan stress dan konflik dengan ketidakmajuan suatu perusahaan

1.3  Rumusan Masalah
1.      Seberapa banyak jumlah individu yang mengalami stress dan konflik dalam organisasi
2.      Faktor apa saja yang menyebabkan konflik dan stress dalam suatu organisasi
3.      Dampak dari stress dan konflik dalam perusahaan
4.      Apa hubungannya stress dengan ketidakmajuan perusahaan?

1.4  Tujuan Penelitan
1.  Untuk mengetahui sebarapa banyak jumlah individu yang pernah mengalami stress dan konflik dalam organisasi
2.      Untuk faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya konflik dan stress
3.      Untuk mengetahui dampak dari stress dan konflik
4.      Untuk mengetahui hubungan stress dan konflik terhadap kemajuan suatu perusahaan

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Pengertian Stress dan konflik

             Menurut Robbins (2001:563) stress dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
            Richard Bugelski dan Anthony M Graziano (1980) menyatakan bahwa stres adalah suatu istilah umum yang digunakan psikolog-psikolog untuk menunjukkan ketegangan seseorang karena tidak mampu mengatasi tuntutan-tuntutan atau tekanan-tekanan sekelilingnya. Dalam bahasa sehari-hari, stres adalah suatu kondisi ketegangan yang kemudian mempengaruhi fisik, mental, perilaku seseorang.
                Menurut Frost dan Wilmot (1978) menyatakan bahwa konflik adalah sebagai suatu perjuangan yang diekspresikan antara sekurang-kurangnya dua pihak yang saling bergantung, yang mempersepsikan tujuan-tujuan yang tidak sepadan, imbalan yang langka, dan gangguan dari pihak lain dalam mencapai tujuan mereka.

2.2          teori

Menurut teori yang dikembangkan oleh French, Caplain, Van Harrison (1982) mengatakan bahwa stress muncul karena tuntutan dari lingkungan pekerjaan kadang tidak sesuai dengan keinginan, tujuan dan kemampuan karyawan. Dari teori ini kita bisa melihat bahwa seseorang mengalami stress karena adanya tuntutan dari pekerjaan yang tidak sesuai.
Ada 4 konsep dasar dari teori ini :
·   Organizational Stress : stress yang diakibatkan oleh pekerjaan, seperti Iklim perusahaan, tuntutan dari   pimpinan, kepuasan kerja
·         Strain : respon-respon negative dari individu terhadap suatu ketegangan/ tekanan dipekerjaan
·         Coping : pertahanan diri melawan stress/penyesuaian untuk adaptasi.  
Coping dibagi menjadi 2 yaitu
o   Fisiologis; penyesuaian diri dengan fisiologis tubuh, seperti ; hormone, tekanan darah2. 
o   Perilaku Fight or Flight Response
·         Social support : dukungan emosional yang muncul dari hubungan social di lingkungannnya

Gaya konflik menurut Hall (1969), Blake dan Mouton (1980), Kilmann dan Thomas (1975)
1.      Pesaing atau pejuang gigih. Oran gang menggunakan gaya ini mengejar kepentingan sendiiri secara agak zalim dan pada umumnya dengan mengorbankan anggota-anggota lain kelompok. Pejuang gigih memandang kekalahan sebagai tanda kelemahan, status yang menurun, dan suatu citra-diri yang ambruk. Kemenanganlah satu-satunya tujuan yang layak, yang merupakan prestasi dan kebahagiaan.
2.      Kolaborator atau pemecah masalah. Orang yang menggunakan gaya ini berusaha menciptakan situasi yang memungkinkan tujuan semua kelompok dapat dicapai. Pemecah masalah berusaha menemukan solusi yang diterima semua pihak. Kemenangan atau kekalahan bukanlah caranya memandang suatu konflik
3.      Kompromiser atau pendamai penyiasat. Orang yang menggunakan gaya ini berasumsi bahwa setiap orang yang terlibat dalam suatu pertentangan mampu menerima kekalahan, dan ia berusaha membantu menemukan suatu posisi yang dapat dijalankan. Suatu pola mengalah sering berkembang
4.      Akomodator atau penolong ramah. Orang yang menggunakan gaya ini kurang tegas dan cukup kooperatif, mengabaikan kepentingannya sendiri demi kepentingan orang lain. Penolong yang ramah merasa keselarasan harus ditegakkan dan bahwa kemarahan dan konfrontasi adalah buruk. Ketika suatu keputusan dicapai, akomodator mungkin mendukung keputusan tersebut dan berharap kelak bahwa ia telah menyatakan keberatan
5.      Penghindar atau penurut impersonal. Orang menggunakan gaya ini cenderung memandang konflik sebagai tidak produktif dan sedikit menghukum. Maka penghindar menjauhi situasi yang tidak nyaman dengan menolak untuk terlibat. Hasilnya biasanya suatu reaksi impersonal terhadap keputusan dan sedikit berkomitmen terhadap tindakan mendatang

Huse dan Bowditch (1973) menyarankan lima cara meminimalkan konflik dalam suatu organisasi :
1.      Pastikan bahwa informasi untuk mengatasi masalah ditemukan dan diberikan kepada kelompok-kelompok yang berlainan dapat bertemu secara teratur untuk mengkaji bidang-bidang masalah untuk membuat rekomendasi bersama
2.   Pergilirkam orang-orang d antara kelompok-kelompok berbeda. Sebagian kelompok terlalu terspesialisasikan untuk menggunakan metode ini untuk mengurangi konflik, namun beberapa bidang kerja sesuai untuk mempergilirkan anggota
3.      Buatlah agar kelompok-kelompok berhubungan dekat satu sama lain. Hadirkan kelompok-kelompok yang menentang untuk menjelaskan masalah dan izinkan mereka untuk berbagi persepsi
4.      Temukan musu bersama. Sebuah perusahaan pesaing, pemerintah, atau suatu kelompok lain dapat membuat kelompok-kelompok yang berkonflik bersatu dan bekerjasama untuk melawan musuh tersebut. Hal lain dapat mendekatkan hubungan antarkelompok dan mengurangi konflik
5.      Identifikasi atau kembangkan suatu perangkat tujuan bersama. Ini merupakan gagasan menemukan suatu tujuan bersama yang unggul bagi kelompok-kelompok yang bersangkutan.

BAB III
       PENYAJIAN DATA

Hasil wawancara

Saya mewawancari 3 orang karyawan perusahaan PT Gudang Garam, tbk. dalam organisasi yang berbeda, saya memberikan 3 pertanyaan mengenai konflik dan stress dalam organisasi, dan berikut adalah jawabannya
1.      Apakah anda pernah mengalami stress dan konflik dama suatu organisasi yang sedang anda jalankan ?
Jawab :
·      Widi Rinaldi (assisten event manager, 34th) stress tidak pernah tetapi jika konflik pernah
·      Dian Anastasia (Marketing support. 25th) stress dan konflik pernah saya alami
·      Lisa Melati (staff receipsionis, 27th) keduanya pernah
2.      Faktor apa saja yang dapat menyebabkan anda stress dan konflik?
Jawab :
·      (WR) Jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan plan yang sudah direncanakan sebelumnya, pekerjaan kita terhambat dikarenakan keterlambatan pekerjaan orang lain, terjadinya “power abuse” sehingga kita terpaksa untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan
·      (DA) saat pekerjaan loadnya sedang banyak dan semua perkerjaan bersifat urgent, saat ada pekerjaan yang sudah dikerjakan namun harus dilakukan refisi dan bersifat urgent sedangkan ada pekerjaan lain yang juga harus dikerjakan, bila ada rekan kerja yang tidak dapat diajak bekerja sama kemudian ada perbedaan pendapat sehingga terkadang dapat menimbulkan konflik
·      (LM) kurang komunikasi yang baik antara pengurus dan anggota serta kurangnya pengetahuan dari beberapa anggota mengenai bagaimana caranya berorganisasi
3.      Bagaimana dampak dari stress dan konflik yang sedang anda alami menyangkut organisasi anda?
·      (WR) Pekerjaan menjadi tidak maksimal dan kurang power dari organisasi
·      (DA) dampak stress yang berlebihan dapat menyebabkan pikiran saya menjadi kacau, kondisi tubuh menjadi kurang fit, tidak mood melakukan aktifitas sehari-hari. Semua itu berakibat menjadi tidak maksimal dalam mengerjakan pekerjaan yang menyangkut organisasi tersebut
·      (LM) dampaknya adalah saya jadi kurang berminat lagi dalam mengikuti organisasi tersebut
Dari hasil jawaban ketiga narasumber di atas dapat disimpulkan bahwa faktor stress dan konflik berasal dari organizational stress, strain, coping, dan social support yag secara garis besar stress dalam organisasi disebabkan oleh tekanan dalam melakukan pekerjaan baik itu atasan ataupun bawahan dalam suatu organisasi tersebut.  Urutan inilah yang menyebabkan timbulnya reaksi stress.


A                                                     B                                                          C
    PERISTIWA                                INTEPRETASI                               KONSEKUENSI NEGATIF
Suatu kejadian nyata                         suatu evaluasi mental                         penderitaan jasmani,
Atau dibayangkan                             atas suatu peristiwa                           mental, emosional
(pekerjaan yang numpuk)                 (deadline yang dekat)                        (kondisi tidak fit, tidak
                                                                                                                 ada semangat kerja)




BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa hampir semua orang dalam suatu organisasi mengalami stress dan konflik, stress dan konflik yang dialami berbeda-beda tetapi secara garis besar dari faktor-faktor stress yang dialami ialah masalah pekerjaan dan tekanan dari suatu organisasi, seperti organizational stress dan strain. Dampak dari stress dan konflik adalah konsekuensi negative, yaitu terdiri dari suatu penderitaan jasmani atau emosional. Jasmani bisa seperti sakit kepala, sulit tidur, kondisi tidak fit, dll, sedangkan emosional bisa seperti kejengkelan, kecemasan, dan depresi. Jika seperti itu semangat untuk melakukan suatu pekerjaan dalam suatu organisasi akan berkurang, dan pekerjaan yang dihasilkan tidak akan maksimal. Dari hal-hal inilah yang nantinya akan mengakibatkan suatu perusahaan tidak bisa berkembang dan tidak maju. Dalam sebuah liputan utama mengenai stress, melaporkan bahwa stress dan konflik diperkirakan merugikan bisnis dan industry antara 50 hingga 75 milyar dolar amerika pertahun. Dari liputan tersebut sudah pasti bahwa stress dan konfik sangat berpengaruh besar kepada dunia bisnis yang akan membuat perusahaan tidak akan maju.
            Saran yang tepat adalah mengikuti beberapa cara untuk menghindari stress dan konflik sehingga stress dan konflik tidak berkepanjangan dan bisa secara cepat di atasi. Cara untuk menghindari stress adalah memeriksa kesehatan anda, gerak badan anda sangat penting untuk mengatasi stress karena akan meningkatkan toleransi tubuh anda atau daya tahan untuk menghadapi stress, bersikap terbuka, percaya diri, dan yang paling penting adalah berusaha memaafkan. Karena didalam berorganisasi stress dan konflik selalu menghampiri dan itu merupakan hal yang umum. karena itu diharapkan semua anggota mempunyaI caranya masing-masing dalam menghadapi stress dan konflik agar tidak berkepanjangan dan menimbulkan dampak yang lebih buruk. Konflik dan stress berkurang demikian juga semangat yang timbul akan besar dan pekerjaan yang dihasilkan secara maksimall. Jika pekerjaan maksimal, perusahaan bisa berkembang dan maju.
  menimbulkan dampak yang lebih buruk. Konflik dan stress berkurang demikian juga semangat yang timbul akan besar dan pekerjaan yang dihasilkan secara maksimall. Jika pekerjaan maksimal, perusahaan bisa berkembang dan maju.